SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI KELURAHAN BEJI KECAMATAN BEJI KOTA DEPOK @ BLOG INI ADALAH BLOG YANG BERISI SEMUA KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DI KELURAHAN BEJI ATAU HAL - HAL YANG MEMANG LAYAK UNTUK DIKETAHUI @ MARI BERBAGI INFORMASI DI ANTARA KITA

Selasa, Oktober 29, 2013

MAKAM KRAMAT BEJI

Makam/Petilasan Mbah Raden Wujud Beji, merupakan bukti sejarah kehadiran tentara Islam yang banyak ditemukan di  banyak tempat di Depok. Makam Keramat Beji/Petilasan ini terletak di Jalan Kemiri Muka, Desa Kramat (Kramat Jaya), Kecamatan Beji. Secara geografis terletak pada koordinat 106° 48'614" BT dan  06°23'089" LS dengan ketinggian 324 m di atas permukaan laut.

Selain makam/ petilasan Mbah Raden Wujud Beji, di dalam sebuah bangunan yang dinaungi oleh kerimbunan pohon beringin, tersimpan peninggalan beberapa jenis senjata tentara Islam (Banten). Koleksi senjata tersebut tersusun rapi di samping petilasan Mbah Raden Wujud Beji. Pada dinding di dalam bangunan makam tersebut tergantung beberapa untaian kata yang berisikan nasehat pernah diucapkan oleh Mbah Raden Wujud Beji. Pada tanggal 14 bulan Maulud, bangunan makam ini ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah, seperti dari Banten dan Cirebon.

Ritual tertentu juga masih dijalankan oleh beberapa pengunjung yang sangat percaya dengan keberkahan tempat ini. Mandi di tujuh sumur yang tersebar di daerah sekitarnya merupakan ritual khas yang dijalankan beberapa peziarah. Sumur tujuh, sumur-sumur yang termasuk dalam tujuh sumur keramat, sebenarnya merupakan sebuah kolam mata air. Lima sumur di antaranya berada di bawah kerimbunan pohon beringin. Masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama sumur tujuh, namun kuncen penjaga sumur-sumur keramat, dan para peziarah, menyebut sumur keramat tersebut dengan nama “Sumur Tujuh Beringin Kurung”.

Mungkin semula merupakan patirthan yang artinya dikeramatkan, di dekatnya pernah bermukim para ajar dan kaum pertapa. Cerita rakyat tentang cai kahuripan, air yang bersinar seperti emas, air yang dapat menyembuhkan orang sakit sampai sekarang masih dipercaya, oleh karena itu banyak orang datang berkunjung ke sumur-sumur keramat itu bahkan dari luar Depok sekalipun, selain untuk berziarah ke makam kramat tersebut.

Pemerintah Kota Depok memberikan perhatian pada tempat tersebut dengan memasukkannya ke dalam peta wisata Kota Depok, dan melakukan pemagaran terhadap sumur tersebut sebagai upaya pemeliharaan, yang diharapkan masyarakat tergugah untuk ikut menjaganya.

Makam Keramat Beji dapat merupakan salah satu bukti sejarah penyebaran agama Islam di daerah Depok dan sekitarnya yang tetap diapresiasikan hingga sekarang, dijaga oleh juru kunci, dikeramatkan dan tidak sembarang waktu dapat dikunjungi. Masyarakat datang berkunjung disamping untuk wisata ziarah diharapkan akan dapat mengetahui mengenai tokoh Islam dan peranannya dalam penyebaran Islam di Kota Depok, maka situs ini sebaiknya diteliti agar dapat mengungkap peranan tokoh ini dalam perkembangan Islam di wilayah Depok.


Makam Ini telah berkembang menjadi objek wisata maka perlu didukung pembangunan sarana lahan parkir bagi para pengunjung, baik di tempat makam maupun di tempat pemandian (7 sumber air). Para pengunjung ke tempat 7 sumber air dan beringin dan kuncen, diharapkan dapat tidak menggangu kegiatan keagamaan yang ada di masjid yang terletak di utaranya.

SUMUR TUJUH DAN MBAH WUJUD BEJI

Berbicara mengenai sumur tujuh yang terletak di kelurahan Beji Depok, maka yang terlintas dibenak orang adalah tempat yang berbau mistik. Tidak salah memang bila sebagian orang beranggapan demikian karena memang tempat ini ramai didatangi orang khususnya pada malam Jumat Kliwon.
Tempat ini sering didatangi para pesiarah yang melakukan ritual di makam Mbah Raden Wujud Beji. Mereka yang datang berasal dari Banten, Blitar, Pacitan dan sebagainya. Pada umumnya mereka melakukan ritual dengan mandi sumur tujuh dengan harapan agar usahanya sukses dan bagi mereka yang lajang segera mendapat jodoh.
Menurut Engkong Nakin bin Riun (90), juru kunci sumur tujuh tersebut, disebut sumur tujuh karena sumurnya berjumlah tujuh buah. Lima sumur berada di dalam areal Masjid Nurul Salam Depok Utara, sedangkan 2 sumur lagi berada di Jalan Leli dan Jalan Kutilang Depok I.
Meski disebut dengan sumur tujuh, namun bentuknya tidak berupa sumur melainkan kolam-kolam yang letaknya di bawah rimbunan pohon. Di beberapa sudut kolam terdapat kamar mandi tempat pesiarah mandi dengan menggunakan air dari sumur tersebut.
Engkong Nakin menjelaskan, keberadaan sumur tujuh ini erat kaitannya dengan Mbah Raden Wujud Beji, penguasa wilayah Beji dan Kramat Beji. Namun dia enggan menceritakan asal muasal dari Mbah Raden Wujud Beji. ”Buat apa ditanya asal muasalnya. Wujud itu artinya ada. Di sini ada bukti dan nyata. Setiap orang yang berziarah ke tempat ini harus mandi di 7 sumur tersebut dalam waktu 1 jam,” ujarnya.
Ia juga mengakui,menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung di Kota Depok ini, banyak pejabat yang datang berziarah ke sana. ”Pejabat yang datang tidak berseragam. Tetapi dari penampilannya Engkong bisa tebak. Itu jam merupakan sumbangan dari salah seorang petinggi polisi di Bogor,” lanjut bapak dari 13 anak ini sambil menunjukkan salah satu jam dinding yang terpampang di dinding pendopo.
Di dekat Masjid Nurul Salam memang ada sebuah pendopo tepatnya di bawah pohon beringin. Di dalam pendopo tersebut terpampang foto Sunan Gunung Jati, Presiden Soekarno, lukisan ratu kidul dan beberapa foto pendekar Banten. Di sana juga terdapat sebuah kamar yang hanya diterangi lampu remang-remang. Di situ terdapat berbagai macam senjata, keris, golok, peninggalan zaman kerajaan Padjajaran. Ruangan tersebut memang pengap karena selain tidak ada ventilasi udara juga dipenuhi oleh asap dupa dan kemenyan.
Situs Sejarah
Namun di balik nuansa mistik tersebut, sumur tujuh sebetulnya merupakan salah satu situs sejarah yang dimiliki Kota Depok. Dari beberapa referensi disebutkan bahwa sejak kerajaan Padjajaran dikalahkan oleh kerajaan Islam di Sunda Kelapa hal ini berakibat hubungan Sunda Kelapa dengan daerah luar menjadi terputus.
Tetapi kemenangan atas Sunda Kelapa tidak serta merta mampu membawa pengaruh Islam masuk ke pusat kerajaan Pakuan. Meski demikian, saluran penyebaran Islam masih mampu bergerak dengan jalan damai dan sedikit demi sedikit diterima oleh penduduk pinggiran kerajaan Sunda Padjajaran yang tertarik dengan sifat egaliter yang dibawa oleh Islam.
Kerajaan Sunda Padjajaran sebagai benteng terakhir kerajaan Hindu-Budha di pulau Jawa akhirnya dapat ditaklukkan dengan tentara Islam Cirebon di bawah pimpinan Maulana Hasanudin dan anaknya Maulana Yusuf pada tahun 1559.
Hubungan Banten dan Cirebon kala itu melalui jalur darat yang pada masa kerajaan Sunda Padjajaran terhambat di wilayah Bogor dan sekitarnya telah berhasil diruntuhkan dengan runtuhnya kerajaan tersebut. Wilayah Depok yang berada di sisi sungai Ciliwung merupakan wilayah yang sering dilalui utusan dari Banten dan Cirebon.
Bukti sejarah peninggalan tentara Islam di Depok salah satunya adalah petilasan Mbah Raden Wujud Beji. Pada dinding di dalam bangunan makam tersebut tergantung beberapa untaian kata yang berisi nasihat yang pernah diucapkan Mbah Raden Wujud Beji. Sumur tujuh sendiri sebenarnya merupakan kolam mata air atau biasa disebut kolam keramat.
Namun keberadaan sumur tujuh dan makam Mbah Raden Wujud Beji memang harus dilestarikan oleh pemerintah Kota Depok karena selain sebagai situs sejarah juga bisa dijadikan salah satu objek wisata bersejarah.
Pemerintah Kota Depok memang telah memasukkan tempat tersebut dalam peta wisata, tetapi perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat sehingga keberadaan situs bersejarah ini tidak punah dilekang waktu.







PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN DI YAYASAN SEKOLAH LUAR BIIASA NUSANTARA

Pada tanggal 22 Oktober pukul 14.00 WIB, UPT Puskesmas Kecamatan Beji melakukan inspeksi dan pengobatan kepada para penghuni Yayasan Sekolah Luar Biasa Nusantara yang beralamat di jalan Sempu 1 No.7 RT.06 RW.04 Kelurahan Beji Kecamatan Beji Kota Depok.

Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok melalui UPT Puskesmas Kecamatan Beji dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat khususnya kepada pihak yayasan yang bernuansakan sosial.

Yayasan Nusantara ini adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan khusus untuk anak-anak bahkan orang dewasa yang autis, tuna runggu, cacat mental bahkan boleh dikatakan yang sakit jiwa yang seharusnya memang mempunyai tempat penampungan sendiri.
Dan penanggung jawab pengelolaan yayasan adalah Bapak Sujono yang dibantu oleh beberapa orang baik pengajar maupun petugas lainnya.


Dalam pemeriksaan kesehatan tersebut, penyakit yang banyak diderita oleh penghuni yayasan yang mempunyai keterbelakangan mental selain memang jiwanya yang sakit, rata – rata adalah penyakit kulit seperti gatal – gatal dan ada juga yang eksim. Dan sayapun merasa bangga dan salut kepada para dokter muda dari UPT Puskesmas Kecamatan Beji yang dengan sabar dan telaten memeriksa setiap penghuni yang ada di yayasan Nusantara tersebut. Dan sedikit informasi bahwa menurut data yang dikeluarkan oleh pengelola yayasan, jumlah penghuni anak didik di Yayasan Nusantara ini adalah sebanyak 171 orang.














Minggu, Oktober 27, 2013

PELATIHAN PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE SANGKURIANG

Peluang usaha dalam peningkatan ekonomi keluarga salah satunya adalah dengan cara bertani membudidayakan ikan air tawar dan ikan air tawar yang mungkin cocok untuk dibudidayakan adalah ikan Lele.
Dan baru – baru ini di wilayah RT.10 RW.04 telah berlangsung pelatihan pembudidayaan ikan lele sangkuriang. Dan kegiatan ini adalah merupakan hasil kerja sama antara Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan ( P2MKP ) Padepokan Sangkuriang dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan Kementrian Kelautan Dan Perikanan.
Pelatihan budidaya ikan lele sangkuriang ini menurut rencana akan berlangsung selama 4 hari dari tanggal 21 sampai tanggal 24 oktober 2013, dan yang menjadi pengajar atau nara sumbernya adalah Bapak Hatta Farid, Teuku Baharrudin dan Mang A’ep. Dan peserta pelatihan adalah warga masyarakat Kota Depok.

Padepokan Sangkuriang di bawah pimpinan Bapak Hatta Farid adalah sebuah wadah bagi para pembudidaya ikan lele Sangkuriang yang ada di kota Depok. Dan wadah ini memang secara khusus mengembangkan peternakan ikan Lele Sangkuriang dengan alas an karena lele Sangkuriang ini lebih tahan terhadap penyakit, ikannyapun gurih dan lebih cepat untuk dipanen.
Selain itu, ikan lele sangkuriang ini, tidak terlalu membutuhkan biaya produksi yang cukup besar, dan dari modal yang relative kecil tersebut akan mampu memberikan keuntungan hingga seratus prosen.

Adapun latar belakang diadakannya Pelatihan Pembudidayaan ikan Lele Sangkurian ini adalah dalam rangka membuka lowongan kerja baru, meningkatkan ekonomi masyarakat, serta untuk mengembangkan pembudidayaan ikan lele sangkuriang itu sendiri.
Dan harapan atau tujuan daripada dilakukannya kegiatan ini adalah diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta pelatihan mampu menjelaskan tehnik – tehnik pembenihan ikan lele sangkuriang dan mampu secara mandiri membudidayakan ikan lele sangkuriang sebagai usaha dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

Sementar itu, materi yang diberikan oleh para nara sumber adalah tehnik pembenihan ikan lele sangkuriang, persiapan media pembenihan ikan lele itu sendiri, cara produksi pakan ikan lele sendiri, serta perawatan larva dan benih ikan lele dan pembesaran ikan lele.




















HEWAN QURBAN

Allah swt berfirman: “Ketika anaknya mencapai usia yang sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata kepadanya: Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu. Maka pikirkan bagaimana menurut pendapatmu. Ia menjawab: Wahai ayahku, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar.”(Ash-Shaffat:102).
Dari sinilah kita diperintahkan oleh Allah swt untuk memotong hewan korban. Dari sini pula Islam membuka pintu rizki dan ibadah berkorban untuk mensejahterakan saudara-saudara kita, khususnya fuqara dan masakin. Dan dari perintah ini juga sebagian kaum muslimin memperoleh rizki yang halal dari saudara-saudaranya yang seiman.
Binatang korban hendaknya onta yang gemuk, kalau tidak mampu sapi; jika tidak mampu, kambing kibas yang berwarna hitam dan bertanduk.Membeli binatang korban hendaknya pada hari Arafah.Yang menyembelih binatang korban hendaknya dalam posisi berdiri dan berada di samping kanan.Memilih binatang korban yang gemuk.Yang utama memotong binatang korban adalah memotongnya sendiri. Jika tidak bisa, menyerahkan pisau pemotong dengan tangan sendiri kepada orang yang akan menyembelihnya.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَ مِنْ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَمُوْسَى كَلِيْمِكَ وَمُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَعَلَيْهِمْ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfam muslimaw wa mâ ana minal musyrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn. Lâ syarîka lahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn. Allâhumma minka wa laka bismillâhi wa billâhi wallâhu akbar. Allâhumma taqabbal minnâ kamâ taqabbalta min Ibrâhîma khalîlika wa Mûsâ kalîmika wa Muhammadin habîbika shallallâhu ‘alayhi wa âlihi wa ‘alayhim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Kuhadapkan wajahku kepada Pencipta langit dan bumi, aku cenderung kepada agama yang benar, aku seorang muslim bukan tergolong kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan alam semesta. Tiada sekutu bagi-Nya, dan untuk itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya. Ya Allah, dari-Mu dan untuk-Mu, dengan nama Allah, dengan Allah, dan Allah Maha Besar. Ya Allah, terimalah (korban) dariku sebagamana Kau menerimanya dari Ibrahim pilihan-Mu, Musa yang Kau ajak bicara, dan Muhammad kekasih-Mu (semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepadanya dan keluarganya dan kepada mereka). (Kitab Nubdzah min Asraril Hajj)
Meski terkesan tidak terlalu berbahaya, hewan kurban dalam kondisi stress justru rentan tertular penyakit berbahaya misalnya, Antrax, Orf, maupun Pink Eyes. Karena itu, warga muslim hendaknya jangan memilih hewan kurban yang stress untuk merayakan hari raya Idul Adha awal Desember mendatang.
Hewan kurban yang stress biasaya dapat dilihat dengan ciri-ciri, mata kelihatan dan belekkan, nafsu makan kurang, dan biasaya kalau yang sudah terinfeksi penyakit akan mengeluarkan ingus dari hidung.
Meskipun bukan penyakit yang berbahaya, hewan dengan kondisi stress harus segera ditangani. Jika tidak, hewan akan mudah terkena penyakit lain yang jauh lebih berbahaya. Biasanya hewan korban yang stress dan sudah terinfeksi penyakit, paling mudah dilihat dari hidungnya, mengeluarkan lendir atau tidak? Kalau keluar lendir semacam ingus dari hidungnya sebaiknya jangan dikonsumsi.
Hewan yang didatangkan dari luar Jakarta, kebanyakan mengalami stress karena perjalanan. Biasanya hewan letih karena, kepanasan, berdesak-desakan saat pengangkutan. Selain itu, stress juga bisa disebabkan oleh buruknya kondisi tempat penampungan hewan.
Ada dua tips dalam memilih hewan korban yang baik, pertama coba berikan rumput pada hewan tersebut. Hewan yang sehat akan memakan rumput yang diberikan, sementara yang sakit biasanya menolak. Kedua lihat bagian diantara hidung dan mulut hewan. Pada hewan yang sehat bagian tersebut akan basah. Jika bagian tersebut basah artinya suhu tubuh hewan normal, tetapi jika kering suhu tubuhnya tinggi dan terindikasi penyakit.
Jenis penyakit yang paling sering ditemukan pada hewan kurban, khususnya kambing adalah scabies atau budug yang disebabkan oleh kutu yang hidup di balik kulit. Hewan yang berpenyakit scabies sebaiknya jangan dikonsumsi. Sementara penyakit yang paling umum ditemukan adalah stress pada hewan.
Sejauh ini pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pemeriksaan terhadap dokumen hewan kurban yang akan memasuki Jakarta. Setiap hewan yang masuk harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari daerah asal masing-masing. Keberadaan dokumen tersebut dianggap sangat penting untuk mengetahui riwayat kesehatan hewan kurban untuk menjamin aman atau tidaknya daging hewan tersebut dikonsumsi.
Apa sebenarnya Antraks? Ini adalah nama penyakit yang diakibatkan spora Bacillus antrachis. Penyakit ini menyerang hewan memamah biak seperti sapi, kambing, kerbau, dan burung unta. Manusia pun sasaran empuk penyakit ini.
Bukan cuma dampaknya yang berbahaya, penyakit ini mengerikan karena terkadang hadir tanpa gejala sama sekali. Namun demikian, ternak yang terinfeksi antraks biasanya keluar darah berwarna hitam pekat dari kumlah (mulut, hidung, telinga, dan alat kelamin).
Kadang-kadang tubuh hewan ternak tersebut berputar-putar dan kemudian tersungkur. Napasnya sesak, suhu tubuhnya tinggi. Nah, jangan memakan hewan yang terkena serangan penyakit ini. Untuk memastikan ia terkena antraks, perlu penelitian laboratorium.
Agar masyarakat berhati-hati terhadap hewan yang limpanya berwarna kebiru-biruan. Hewan yang disembelih dan limpanya berwarna seperti itu harus segera diperiksa ke laboratorium. Hewan yang terkena antraks, biasanya dari dagingnya terus mengalir darah.
Vaksinasi tak menjamin sebuah daerah bebas antraks. Persoalannya, vaksinasi tidak diberikan kepada ternak yang sedang bunting. Antraks juga diduga menyebar lewat ternak bunting.

Namun demikian, antraks bisa disembuhkan dengan suntikan antibiotik. Langkah cepat penanganan antraks pada kasus di Purwakarta, tiga tahun lalu, menunjukkan penyakit ini bisa ditangani secara efektif asal penderita segera berobat.

Rabu, Oktober 23, 2013

FORUM SILATURRAHIM PARA KETUA RT SE-RW.02 KELURAHAN BEJI

Pada hari Jum’at malam sabtu, tanggal 18 Oktober 2013 saya mendapat undangan dalam forum silaturrahmi antar Ketua Rukun Tetangga ( RT ) se-RW.02 Kelurahan Beji dan juga tokoh masyarakat yang ada di RW.02. Dan pertemuan silaturrahmi malam tersebut bertempat di rumah kediaman Ketua RT.01 RW.02 Bapak Jajang Zaenudin.

Tujuan dari adanya forum silaturrahmi ini adalah untuk mempererat rasa kebersamaan antara para Ketua Rukun Tetangga ( RT ), tokoh masyarakat  yang ada di wilayah RW.02. Dan selain itu wadah ini juga merupakan ajang berbagi antara para Ketua RT, serta tempat bermusyawarah dalam penyelesaian suatu masalah yang timbul di wilayah RW.02.
Forum silaturrahmi ini juga merupakan sebuah wadah dalam penyampaian berita dan informasi dari Kelurahan atau dari Pemerintah Kota Depok  yang perlu diketahui oleh para Ketua RT yang untuk selanjutnya disampaikan dan disosialisasikan kepada warga masyarakat di setiap RTnya. Dan forum ini juga merupakan tempat dalam pengojlokan sebuah program kerja di wilayah RW.02.

Forum silaturrahmi di RW.02 ini diketuai oleh Ketua RW.02 Kelurahan Beji yakni Bapak Ahmad Burhannudin dengan sekretaris forum silaturrahminya adalah  Bapak Umet, dan anggotanya adalah para Ketua RT itu sendiri ditambah dengan beberapa tokoh masyarakat seperti Bapak Ustd. H. Abdul Majid, Bapak Rokhani selaku Bimaspol Kelurahan Beji, dan lain - lain.


Dengan adanya forum silaturrahmi seperti ini diharapakn rasa kebersamaan antara pengurus lingkungan akan semakin dinamis terasa, dan informasi dari Kelurahan ataupun Pemerintah Kota Depok serta informasi dari pihak manapun juga yang memang perlu diketahui oleh warga masyarakat akan dengan cepat tersampaikan.