Allah swt berfirman: “Ketika anaknya mencapai usia yang sanggup berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata kepadanya: Wahai anakku, sesungguhnya aku
bermimpi menyembelihmu. Maka pikirkan bagaimana menurut pendapatmu. Ia
menjawab: Wahai ayahku, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
engkau akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar.”(Ash-Shaffat:102).
Dari sinilah kita diperintahkan oleh Allah swt untuk memotong hewan
korban. Dari sini pula Islam membuka pintu rizki dan ibadah berkorban untuk
mensejahterakan saudara-saudara kita, khususnya fuqara dan masakin. Dan dari
perintah ini juga sebagian kaum muslimin memperoleh rizki yang halal dari
saudara-saudaranya yang seiman.
Binatang korban hendaknya onta yang gemuk, kalau tidak mampu sapi; jika
tidak mampu, kambing kibas yang berwarna hitam dan bertanduk.Membeli binatang
korban hendaknya pada hari Arafah.Yang menyembelih binatang korban hendaknya
dalam posisi berdiri dan berada di samping kanan.Memilih binatang korban yang
gemuk.Yang utama memotong binatang korban adalah memotongnya sendiri. Jika
tidak bisa, menyerahkan pisau pemotong dengan tangan sendiri kepada orang yang
akan menyembelihnya.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَ مِنْ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَمُوْسَى كَلِيْمِكَ وَمُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَعَلَيْهِمْ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas
samâwâti wal ardha hanîfam muslimaw wa mâ ana minal musyrikîn. Inna shalâtî wa
nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn. Lâ syarîka lahu wa
bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn. Allâhumma minka wa laka bismillâhi wa
billâhi wallâhu akbar. Allâhumma taqabbal minnâ kamâ taqabbalta min Ibrâhîma
khalîlika wa Mûsâ kalîmika wa Muhammadin habîbika shallallâhu ‘alayhi wa âlihi
wa ‘alayhim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Kuhadapkan wajahku kepada Pencipta langit dan
bumi, aku cenderung kepada agama yang benar, aku seorang muslim bukan tergolong
kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku
dan matiku hanya untuk Allah Tuhan alam semesta. Tiada sekutu bagi-Nya, dan
untuk itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri
kepada-Nya. Ya Allah, dari-Mu dan untuk-Mu, dengan nama Allah, dengan Allah,
dan Allah Maha Besar. Ya Allah, terimalah (korban) dariku sebagamana Kau
menerimanya dari Ibrahim pilihan-Mu, Musa yang Kau ajak bicara, dan Muhammad
kekasih-Mu (semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepadanya dan
keluarganya dan kepada mereka). (Kitab Nubdzah min Asraril Hajj)
Meski terkesan tidak terlalu berbahaya, hewan kurban dalam kondisi
stress justru rentan tertular penyakit berbahaya misalnya, Antrax, Orf, maupun
Pink Eyes. Karena itu, warga muslim hendaknya jangan memilih hewan kurban yang
stress untuk merayakan hari raya Idul Adha awal Desember mendatang.
Hewan kurban yang stress biasaya dapat dilihat dengan ciri-ciri, mata
kelihatan dan belekkan, nafsu makan kurang, dan biasaya kalau yang sudah
terinfeksi penyakit akan mengeluarkan ingus dari hidung.
Meskipun bukan penyakit yang berbahaya, hewan dengan kondisi stress
harus segera ditangani. Jika tidak, hewan akan mudah terkena penyakit lain yang
jauh lebih berbahaya. Biasanya hewan korban yang stress dan sudah terinfeksi
penyakit, paling mudah dilihat dari hidungnya, mengeluarkan lendir atau tidak?
Kalau keluar lendir semacam ingus dari hidungnya sebaiknya jangan dikonsumsi.
Hewan yang didatangkan dari luar Jakarta, kebanyakan mengalami stress
karena perjalanan. Biasanya hewan letih karena, kepanasan, berdesak-desakan
saat pengangkutan. Selain itu, stress juga bisa disebabkan oleh buruknya
kondisi tempat penampungan hewan.
Ada dua tips dalam memilih hewan korban yang baik, pertama coba berikan
rumput pada hewan tersebut. Hewan yang sehat akan memakan rumput yang
diberikan, sementara yang sakit biasanya menolak. Kedua lihat bagian diantara
hidung dan mulut hewan. Pada hewan yang sehat bagian tersebut akan basah. Jika
bagian tersebut basah artinya suhu tubuh hewan normal, tetapi jika kering suhu
tubuhnya tinggi dan terindikasi penyakit.
Jenis penyakit yang paling sering ditemukan pada hewan kurban, khususnya
kambing adalah scabies atau budug yang disebabkan oleh kutu yang hidup di balik
kulit. Hewan yang berpenyakit scabies sebaiknya jangan dikonsumsi. Sementara
penyakit yang paling umum ditemukan adalah stress pada hewan.
Sejauh ini pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pemeriksaan
terhadap dokumen hewan kurban yang akan memasuki Jakarta. Setiap hewan yang
masuk harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari daerah asal
masing-masing. Keberadaan dokumen tersebut dianggap sangat penting untuk
mengetahui riwayat kesehatan hewan kurban untuk menjamin aman atau tidaknya
daging hewan tersebut dikonsumsi.
Apa sebenarnya Antraks? Ini adalah nama penyakit yang diakibatkan spora
Bacillus antrachis. Penyakit ini menyerang hewan memamah biak seperti sapi,
kambing, kerbau, dan burung unta. Manusia pun sasaran empuk penyakit ini.
Bukan cuma dampaknya yang berbahaya, penyakit ini mengerikan karena
terkadang hadir tanpa gejala sama sekali. Namun demikian, ternak yang
terinfeksi antraks biasanya keluar darah berwarna hitam pekat dari kumlah
(mulut, hidung, telinga, dan alat kelamin).
Kadang-kadang tubuh hewan ternak tersebut berputar-putar dan kemudian
tersungkur. Napasnya sesak, suhu tubuhnya tinggi. Nah, jangan memakan hewan
yang terkena serangan penyakit ini. Untuk memastikan ia terkena antraks, perlu
penelitian laboratorium.
Agar masyarakat berhati-hati terhadap hewan yang limpanya berwarna
kebiru-biruan. Hewan yang disembelih dan limpanya berwarna seperti itu harus
segera diperiksa ke laboratorium. Hewan yang terkena antraks, biasanya dari
dagingnya terus mengalir darah.
Vaksinasi tak menjamin sebuah daerah bebas antraks. Persoalannya,
vaksinasi tidak diberikan kepada ternak yang sedang bunting. Antraks juga
diduga menyebar lewat ternak bunting.
Namun demikian, antraks bisa disembuhkan dengan suntikan antibiotik.
Langkah cepat penanganan antraks pada kasus di Purwakarta, tiga tahun lalu,
menunjukkan penyakit ini bisa ditangani secara efektif asal penderita segera
berobat.